Resensi buku “Selamat Tinggal” karya Tere Liye - Krasochnaya istoriya Zeyla

Resensi buku “Selamat Tinggal” karya Tere Liye - Krasochnaya istoriya Zeyla



LINK BELI BUKU : Link beli buku disini

Identitas buku

Judul buku : Selamat Tinggal

Penulis buku : Tere Liye

Tebal halaman : 360 hlm

Nama penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : 2020

 

Sinopsis

    Kita tidak sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut.

    Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. “Selamat Tinggal” suka berbohong, “Selamat Tinggal” kecurangan, “Selamat Tinggal” sifat-sifat buruk lainnya.

    Karena sejatinya, kita tahu persis apakah kita memang benar-benar bahagia, baik, dan jujur. Sungguh “Selamat Tinggal” kepalsuan hidup.

    Selamat membaca novel ini. Dan jika kamu telah tiba di halaman terakhir, merasa novel ini menginspirasimu, maka kabarkan kepada teman, kerabat, keluarga lainnya. Semoga inspirasinya menyebar luas.

 ***

    Tokoh utama dalam cerita ini bernama Sintong. Seorang mahasiswa abadi, dia sudah 6 tahun berkuliah dan tidak kunjung tamat juga. Sintong anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Kakak-kakaknya hanya tamat SMP atau SMA. Gempar SMA di pinggir kota tempat Sintong tinggal saat tau Sintong keterima menjadi mahasiswa di kampus besar di Jawa. Sintong membuat rekor, keterima menjadi mahasiswa Fakultas Sastra kampus besar itu. Biaya kuliah Sintong di tanggung oleh Paklik nya dan sebagai gantinya Sintong bertugas menjaga toko buku bajakan milik Pamamnya.

    Sintong ini dulunya adalah mahasiswa paling cemerlang. Di tahun pertama dan kedua dia kuliah di Fakultas Sastra, ia aktif menulis dan bahkan tulisannya di muat di koran nasional. Namun sayangnya, di tahun ketiga, tahun keempat Sintong berubah, nilai-nilai kuliahnya jelek, Sintong seperti kehilangan hal yang membuatnya tidak semangat menulis kembali.

    Awal mula kisah Sintong dalam buku ini adalah ketika ia menemukan sebuah buku lama karya penulis terkenal bernama Sutan Pane. Dari karya Sutan Pane ini Sintong mendapat ide untuk bahan skipsi nya. Sintong yang ingin memecahkan misteri tentang penulis terkenal yang hilang ini pun di mulai. Tidak hanya bercerita tentang misteri penulis terkenal Sutan Pane, penulis juga menyisipkan bumbu-bumbu pemanis dalam cerita seperti kisah cinta Sintong. Kisah Sintong dengan gadis bernama Mawar Terang Bintang.

    Banyaknya barang-barang bajakan yang beredar dalam masyarakat membuat Tere Liye menerbitkan buku ini. Di buku ini, kita akan menemukan banyak sekali sindiran-sindiran halus yang penulis buat untuk barang bajakan dan orang-orang yang menjual barang bajakan. Salah satu hal yang sangat berkesan yang saya dapat dari buku ini adalah saat 3 mahasiswa hukum yang ingin membeli buku bajakan dan point yang Sintong katakan adalah “Hukum seperti apa coba yang hendak mereka tegakkan? Sapunya kotor kok mau membersihkan lantai”. Buku ini ada karena kekesalan penulis tentang banyaknya buku bajakan yang beredar di Indonesia dan tidak tegasnya penegakan hukum di negeri ini.

    Hal yang pertama kali terpikir oleh saya saat membaca judul buku ini adalah buku romansa yang sangat sedih, yang lebih banyak bercerita tentang kisah percintaan tokoh utamanya yang nantinya akan sad ending. Namun ternyata di luar dugaan sekali, buku ini malah bercerita tentang buku bajakan. Membaca sinopsis buku ini pertama kalinya, saya merasa kebingungan dan tidak paham apa maksudnya, dan apa yang akan di ceritakan dalam buku ini.  

    Alur cerita buku ini adalah maju mundur. Hal ini membuat cerita dalam buku ini lebih menarik dan tidak mudah di tebak. Cover buku ini juga sangat berkesan, dimana di sampul nya ini itu ada gambar surat-surat dan setiap surat berisikan satu huruf. Huruf -huruf ini membentuk nama Sutan Pane. Cover buku ini sudah sangat menggambarkan misteri dan puzzle-puzzle misteri yang ingin Sintong pecahkan tentang Sutan Pane.

    Ohh iya, hal yang satu ini tidak kalah berkesan menurut saya. Nama daerah saya yaitu Padang Sidempuan di sebut dalam buku ini. Saya terkejut saat membaca nama kota kecil itu di sebut dalam buku bagus karya penulis terkenal Tere Liye. Suatu kehormatan sekali nama kota tempat saya dilahirkan bisa tertulis di novel terkenal dan bisa di nikmati banyak orang.

    Dari buku ini juga, penulis bukan membenci orang-orang yang menjual buku bajakan, melainkan penulis berharap generasi selanjutnya bisa lebih baik dan penulis berharap orang-orang yang suka hal bajakan ini bisa mengatakan “Selamat Tinggal” untuk segala hal buruk yang kita lakuin.

    Sungguh buku yang sangat menarik untuk di baca. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari membaca buku ini. Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada teman-teman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel Best Seller “Seribu Wajah Ayah” karya Nurun Ala

Review buku: Novel "Sunset Bersama Rosie" karya Tere Liye - Krasochnaya istoriya Zeyla

Review Novel Harga Sebuah Percaya_Karya Tere Liye - Krasochnaya istoriya Zeyla